Tuesday, September 30, 2008

saya jatuh cinta. pernah.

Saya jatuh cinta. Saya selalu memikirkan dan merindukannya setiap saat: dimanapun, kapanpun, dan apapun yang sedang saya lakukan. Rasanya seperti ada yang hilang ketika saya tidak bersamanya dan tak terbayangkan betapa senangnya jika dia ada di samping saya. Setiap hari saya bertemu dengannya, mencoba merasakan wangi jasmine dari tubuhnya, saya juga selalu mencoba mencuri pandang darinya, melihat gerak-gerik, gesture tubuh dan wajahnya, segala tingkah laku dan semua hal kecil yang dia lakukan. Bagaimana dia suka menghirupi wangi rambutnya (ah kawan, andai saja kau ada di sana setiap dia kembali dari memanjakan diri dan mahkotanya di salon, wuih, cantiknya!), bagaimana dia suka menggaruk batang hidungnya (meskipun sebenarnya tidak gatal tampaknya), bagaimana dia suka mencabuti maskaranya, bagaimana dia menyantap makanannya (sangat anggun meskipun memerlukan waktu di luar normal, hahaha). Semua itu dilakukan dengan tangan mungilnya yang dihiasi dengan rambut-rambut halus itu, Aaarrgghh betapa inginnya saya menyentuh, memegang dan menggandeng tangannya itu! Matanya, bola matanya yang bulat sempurna bercahaya sangat indah membuat saya bisa sedikit melupakan kepenatan akan rutinitas setiap hari. Apalagi jika dikombinasikan dengan senyum ataupun tawanya, melayang saya dibuatnya! Senyuman serta tawanya yang terkadang memperlihatkan gigi calingnya itu sangat menggoda hati saya, menggoda saya untuk mengecup dan menikmati bibir mungil itu. Bibir mungil yang ketika berbicara selalu mengajak saya masuk ke dalam dunianya, dan saya tak pernah menolak untuk ke sana, karena saya bisa lebih mengenalnya, mengenal masakan ibunya, mengenal keponakannya yang dia sangat sayangi dan juga rusa kecil mereka. Saya selalu kangen padanya dan semua hal yang dilakukannya. Beberapa waktu lalu saya lihat dia bersama seorang balita milik sahabatnya. Bagaimana dia bersikap, merawat dan memberikan perhatian kepada anak itu membuat saya terpesona. Karena saya juga menginginkannya seperti saya menginginkan dirinya. Saya terpesona. Saya merasa nyaman bersamanya. Setiap hari, setiap hari seperti ini, semakin besar rasa itu tumbuh. Rasa yang pada awalnya saya tidak mengerti darimana asalnya. Rasa yang sudah saya rindukan sejak lama. Rasa yang kini semakin tumbuh dan tumbuh jika saya bersamanya. Rasa peduli, suka, senang, kangen, rindu, sayang atau yang biasa mereka sebut cinta. Ya! cinta, rasa itu cinta.. dan saya sangat yakin ini cinta! Saya jatuh cinta!

Saya jadi gila. Tembok es yang selalu saya jaga itu nampaknya sudah luluh, tidak semua, hanya sebagian, sepertinya cukup untuk mengundangnya masuk. Saya sedih melihat dia kadang-kadang menyangkal dirinya di hadapan teman-temannya (Oh haruskah kau seperti itu sayang?). Sungguh mati saya dibuatnya penasaran, ketika dia menyembunyikan sesuatu dari saya, ketika dia bercerita dan tidak melanjutkannya, ketika dia berencana atau hanya berkata pada saya dan tidak melaksanakannya, ketika sikap pelupanya muncul, Aaarrrrgghh, menggantung sekali saya dibuatnya. Saya jadi gila, hampir beberapa kali menabrakan diri ke trotoar jalan, hampir tertabrak akibat menerobos lampu merah, dan yang paling parah adalah saya hampir terseruduk kereta karena saya lengah. Saya menjadi ceroboh dan gegabah dalam berkata dan bersikap, tidak seperti biasanya. Kehilangan konsentrasi dan kehilangan ketenangan yang biasa saya miliki. Saya jadi gila jika memikirkan dia sedang bersama kekasih-kekasihnya, padahal dia masih sendiri. Hati saya panas dan membuat saya melakukan hal-hal yang saya tidak inginkan seperti membuatnya terluka. Ya, dia pernah terluka karena kesalahan saya, padahal saya tidak pernah bermaksud melukainya, saya jadi gila melihat dia terluka. Saya tidak pernah menyalahkannya atau siapapun selain diri saya bahwa saya jadi gila hanya karena menginginkan dirinya. Perdebatan sengit terjadi antara pikiran dan hati saya. Terbakar asmara, sakit hati, penasaran, saya gila dibuatnya! Saya jadi gila!

Tidak pernah saya memberikan hati saya kepada siapapun. Tidak, sampai kali ini, sampai saya mengenalnya. Hati ini miliknya jika dia menginginkannya, tapi bukan itu masalahnya. Kepada siapa hatinya diberikan itu jawabannya. Dia telah meletakkan kepercayaan, keraguan dan cintanya di atas sebuah kapal relasi yang melintasi beberapa laut dan daratan. Meskipun sebagian kecil dari diri saya (dan juga mungkin sebagian besar penduduk dunia!) menggangap hal itu sangat tidak masuk akal, tapi saya hargai keputusannya karena mungkin itu cinta, atau bukan, saya tidak tahu, tapi itu pilihannya (sekedar mengingatkanmu sayang, kau tidak bisa berdiri di atas dua buah perahu). Walaupun terkadang menginjak berbagai macam kotoran setidaknya dia sedang bersenang-senang. Dan bersenang-senanglah sayang! jangan sampai terluka, saya tidak ingin melihatmu terluka. Terluka. Terluka seperti saya yang sedang mengumpulkan kepingan-kepingan hati saya yang terjatuh ke lantai terlepas dari pegangan saya hanya karena mengharapkan dia menerima dan menyimpannya. Sebuah jawaban telah diberikan yang membuat dia dan saya menjadi sahabat. Sahabat, itu kata dia bukan saya hahaha. Bukan kalah, saya hanya telah salah atau mungkin telat melangkah dan meskipun banyak celah, saya memutuskan untuk cukup sudah. Saya tidak pernah menyesal telah memberikan hati saya kepadanya, padahal tidak pernah saya memberikan hati saya kepada siapapun!

Tidak terbayangkan. Jatuh Cinta. Sekarang saya beritahukan padamu kawan kenapa hal ini disebut jatuh cinta. Memang indah rasanya saat kau sedang terjatuh, indah sekali, saya akui itu. Namun perlu kuingatkan kau kawan, ketika dibawah sana tidak ada yang menangkapmu, rasanya akan sangat sakit sekali kawan! Semakin tinggi kau jatuh semakin sakit pula yang akan kau rasakan! Berhati-hatilah jangan sampai melangkah, dan jika sudah terlanjur jatuh dan tercerai-berai maka berharaplah kau pada teman-teman atau sahabat-sahabatmu untuk membantumu bangun dan berdiri kembali. Teman dan sahabat, dua hal yang tidak ada ketika saya sedang mengumpulkan kepingan-kepingan hati itu. Hanya ditemani pikiran dan saya merasa beruntung belum memberikan pikiran saya kepadanya. Ya, untung saja pikiran itu tidak tercerai berai. Kalau tidak, apalah artinya saya tanpa pikiran saya? tidak terbayangkan!

mencoba menghasilkan sesuatu dari ini semua, baru tahap lirik belum ke musik (berharap om Rod Stewart atau om Bryan Adams mau menyanyikannya nanti hahaha):

She's a friend who's a girl but not my girlfriend.

i was falling in love and i was falling apart
i've found a resolve for this shattered heart
a question is answered, a friend not a lover
could not ask for more, wont make it hard for her

so confused, she doesn't know what she really wants
end something first before you start another one
i loved her so much, but that was in the past
and the pain is still here, but soon it wont last

and she's in love with me, she just doesn't realize it yet
and i could make her mine, she just doesn't realize it yet
and when she does , believe me, that's when she regrets
that i could be the one, and probably would be the best

and she's in love with me, she just doesn't realize it yet
yeah she's in love with me, she just doesn't realize it yet


whatever didn't kill you, will make you stronger. true. but sometimes it should be killed so it would not grow any stronger. Face and kill those feelings first before you start a new one or else it just only getting stronger and stronger and it will eat you from the inside. believe me now cause i hate to say i told you so.

No comments: