saya merasa bodoh. saya tahu itu. terjebak dalam hal sama namun tak bisa berbuat banyak karena itu adalah pilihan saya. namun entah mengapa saya memilih untuk menikmati menjadi orang bodoh yang kedua kalinya. dan hari ini saya merasa terlalu bodoh, kembali mengharapkan hal yang mungkin benar-benar tidak ada. atau setidaknya belum ada menurut mereka. saya mencoba untuk merubah kebiasaan buruk saya untuk dia. saya mencoba untuk setia padahal dia tidak minta. saya sudah terikat secara emosional dengan dia. yang membuat saya merasa sangat bodoh adalah sepertinya saya sendiri yang berusaha mengikatnya padahal dia sudah melarangnya. terikat emosional. sial.
hari ini dia tampak cantik. cantik sekali. meskipun saya lebih suka yang asli. namun sepertinya dia tampak cantik bukan untuk saya, lebih kepada dirinya atau mungkin untuk seseorang yang nyatanya bukan saya. padahal saya ada rencana untuk dia hari ini, tapi semua buyar ketika dia memutuskan untuk pergi dengan seseorang yang bukan saya. tapi siapa saya untuk melarang dia yang memang tidak pernah terikat kepada saya. saya ulangi: saya yang mengikat diri saya kepadanya. saya merasa bodoh ketika pergi mengantarkan dia bertemu seseorang yang bukan saya. dan sepertinya dia bahagia ketika bersama orang itu. yah, asal dia bahagia. andai saja dia bisa sedikit lebih peka karena saya kembali terluka. lagi. perlu diingat, itu bukan salah dia, itu salah saya. hahaha. mungkin saya harus berusaha lebih keras lagi untuk tidak terikat emosional dengan dia. usaha sangat keras. ikatan emosional. bodoh sekali.
she said that i was like a couch, a very big and comfy one.
she could sit, sleep or even jump or roll on it, still it's a couch.
a couch is like a one-way-friend, cause she never knew when it's hurt.
and when it's broken or when she get bored,
she could just throw and leave it right away.
ouch, it hurts to be a couch!
hari ini dia tampak cantik. cantik sekali. meskipun saya lebih suka yang asli. namun sepertinya dia tampak cantik bukan untuk saya, lebih kepada dirinya atau mungkin untuk seseorang yang nyatanya bukan saya. padahal saya ada rencana untuk dia hari ini, tapi semua buyar ketika dia memutuskan untuk pergi dengan seseorang yang bukan saya. tapi siapa saya untuk melarang dia yang memang tidak pernah terikat kepada saya. saya ulangi: saya yang mengikat diri saya kepadanya. saya merasa bodoh ketika pergi mengantarkan dia bertemu seseorang yang bukan saya. dan sepertinya dia bahagia ketika bersama orang itu. yah, asal dia bahagia. andai saja dia bisa sedikit lebih peka karena saya kembali terluka. lagi. perlu diingat, itu bukan salah dia, itu salah saya. hahaha. mungkin saya harus berusaha lebih keras lagi untuk tidak terikat emosional dengan dia. usaha sangat keras. ikatan emosional. bodoh sekali.
she said that i was like a couch, a very big and comfy one.
she could sit, sleep or even jump or roll on it, still it's a couch.
a couch is like a one-way-friend, cause she never knew when it's hurt.
and when it's broken or when she get bored,
she could just throw and leave it right away.
ouch, it hurts to be a couch!
No comments:
Post a Comment