hati:
"HEY! apa yang kau lakukan kawan? kurang ajar dan keterlaluan sekali kau kepadanya! kepadaku juga!"
otak:
"sudahlah kawan! bukankah kau sudah bisa menerima keputusannya, kau yang mencobainya seperti itu, dan kalau kau tidak berani menghadapi kenyataan, seharusnya jangan pernah kau lakukan itu kawan. Tapi semua hasil dari tindakan dan reaksinya sudah menunjukkan kepada kita besar cintanya kepadamu. hanya memerlukan dua minggu untuk meninggalkan semua usaha dan perjuanganmu selama ini kawan!"
hati:
"tapi sekarang baginya kita ini seperti anjing pengecut, banci tepatnya! aku sedih sekali kawan.. aku tidak ingin dia beranggapan seperti itu.."
otak:
"ya aku memang keterlaluan, kelewat batas bahkan. maafkan aku kawan sudah bertindak seenaknya, tapi tak usah kau pedulikan lagi pendapatnya kawan, itu adalah hak dia untuk berpendapat.. mau jadi anjing, pengecut, brengsek, bangsat, bajingan atau apapun yang ada di pikirannya itu urusan dia, kita berdua tahu yang sebenarnya dan seharusnya bukan itu yang dia ingat tapi yang harus dia renungkan adalah pesan terakhirku kepadanya, itu yang harus dia ingat. dia sudah memilih, kita harus menghargainya, hanya saja kau masih tetap peduli kepadanya meskipun sudah sangat jelas tidak sebaliknya, dan seharusnya tindakanku ini bisa menyampaikan apa yang ingin kau sampaikan bukan? melepasnya ke arah yang lebih baik. percayalah padaku, ini adalah cara yang paling tepat untuk memberkan impact kepadanya. Tindakan jauh lebih banyak berbicara daripada kata-kata, kawan!"
hati:
"... melepasnya ya.."
otak:
"ya, melepasnya, relakan saja kawan, kita sudah tidak berhak atas dirinya, dan kau tidak akan bisa selalu menjaganya kawan, tidak bisa seperti itu. yang jelas dia harus mendapatkan yang lebih baik dari kita. dalam persahabatan apalagi teman hidupnya nanti. harus lebih baik."
hati:
"dan meninggalkan aku seperti ini?"
otak:
"hahaha. mengutip perkataannya, life must go on. camkan hal itu kawan, mungkin tidak mudah juga baginya, tapi dia sudah memutuskan seperti itu kan? menyerah dan memilih untuk tidak berusaha, apalagi yang kau harapkan?"
hati:
"..."
otak:
"sudahlah kawan, biarkan dia mencari yang terbaik baginya, dan mungkin memang bukan kita, ataupun sebaliknya, dia bukan yang terbaik. we could do a lot more better than her i guess. we've got plenty of time mate, dont you ever worry."
hati:
"yang terbaik ya?..."
otak:
"ya! dan sudah kusampaikan pesanmu padanya kawan, dengan cara yang tidak biasa pula! hahaha kalau dia salah tanggap atau tidak mengerti, aku sudah tidak bisa menolongnya kawan, dan aku minta agar kau tidak peduli akan hal itu lagi. she's just a friend now"
siapa yang tahu mungkin memang benar kedua tokoh ini bajingan, pengecut, atau anjing yang selalu menggonggong tanpa maksud. :)
she choose to be a friend knowing that a friend to me like a stranger who's just passing by.
"HEY! apa yang kau lakukan kawan? kurang ajar dan keterlaluan sekali kau kepadanya! kepadaku juga!"
otak:
"sudahlah kawan! bukankah kau sudah bisa menerima keputusannya, kau yang mencobainya seperti itu, dan kalau kau tidak berani menghadapi kenyataan, seharusnya jangan pernah kau lakukan itu kawan. Tapi semua hasil dari tindakan dan reaksinya sudah menunjukkan kepada kita besar cintanya kepadamu. hanya memerlukan dua minggu untuk meninggalkan semua usaha dan perjuanganmu selama ini kawan!"
hati:
"tapi sekarang baginya kita ini seperti anjing pengecut, banci tepatnya! aku sedih sekali kawan.. aku tidak ingin dia beranggapan seperti itu.."
otak:
"ya aku memang keterlaluan, kelewat batas bahkan. maafkan aku kawan sudah bertindak seenaknya, tapi tak usah kau pedulikan lagi pendapatnya kawan, itu adalah hak dia untuk berpendapat.. mau jadi anjing, pengecut, brengsek, bangsat, bajingan atau apapun yang ada di pikirannya itu urusan dia, kita berdua tahu yang sebenarnya dan seharusnya bukan itu yang dia ingat tapi yang harus dia renungkan adalah pesan terakhirku kepadanya, itu yang harus dia ingat. dia sudah memilih, kita harus menghargainya, hanya saja kau masih tetap peduli kepadanya meskipun sudah sangat jelas tidak sebaliknya, dan seharusnya tindakanku ini bisa menyampaikan apa yang ingin kau sampaikan bukan? melepasnya ke arah yang lebih baik. percayalah padaku, ini adalah cara yang paling tepat untuk memberkan impact kepadanya. Tindakan jauh lebih banyak berbicara daripada kata-kata, kawan!"
hati:
"... melepasnya ya.."
otak:
"ya, melepasnya, relakan saja kawan, kita sudah tidak berhak atas dirinya, dan kau tidak akan bisa selalu menjaganya kawan, tidak bisa seperti itu. yang jelas dia harus mendapatkan yang lebih baik dari kita. dalam persahabatan apalagi teman hidupnya nanti. harus lebih baik."
hati:
"dan meninggalkan aku seperti ini?"
otak:
"hahaha. mengutip perkataannya, life must go on. camkan hal itu kawan, mungkin tidak mudah juga baginya, tapi dia sudah memutuskan seperti itu kan? menyerah dan memilih untuk tidak berusaha, apalagi yang kau harapkan?"
hati:
"..."
otak:
"sudahlah kawan, biarkan dia mencari yang terbaik baginya, dan mungkin memang bukan kita, ataupun sebaliknya, dia bukan yang terbaik. we could do a lot more better than her i guess. we've got plenty of time mate, dont you ever worry."
hati:
"yang terbaik ya?..."
otak:
"ya! dan sudah kusampaikan pesanmu padanya kawan, dengan cara yang tidak biasa pula! hahaha kalau dia salah tanggap atau tidak mengerti, aku sudah tidak bisa menolongnya kawan, dan aku minta agar kau tidak peduli akan hal itu lagi. she's just a friend now"
siapa yang tahu mungkin memang benar kedua tokoh ini bajingan, pengecut, atau anjing yang selalu menggonggong tanpa maksud. :)
she choose to be a friend knowing that a friend to me like a stranger who's just passing by.