aku ini seperti batu kerikil. bukan batu berharga yang pantas untukmu. disengaja atau tidak, itu katamu tadi. gila. seharusnya aku sudah tersinggung. tetapi tidak. karena seperti batu kerikil tidak selalu batu kerikil. aku tidak ingin kau memutuskan sebuah nilai dari luar saja. selalu mencoba meminta bukan berusaha mencari tahu isi sebenarnya. dan seperti yang lainnya, apa yang seperti batu kerikil juga pasti ingin menjadi sesuatu yang berharga, meskipun batu kerikil itu tidak tahu jati dirinya. masih tidak bisa menjanjikan akan menjadi apa karena masih terus mengolah dan mengasah dirinya. karena sudah banyak yang menjanjikan kepadamu tentang apa yang kau cari dan tidak menepatinya. maka kau kecewa dan terluka. aku tidak ingin seperti mereka. bukan berjanji untuk dipercaya tetapi percayalah maka aku akan berjanji.
aku tidak ingin merendahkan siapapun, aku, engkau maupun mereka. aku hidup untuk saat ini, berencana untuk masa depan yang belum pasti. aku ini kerikil yang seperti itu. jangan takut akan hasilnya, tetapi perhatikan proses dan kemajuannya. aku ingin kau menyadari karena sebenarnya kita sudah berkembang dan pasti akan lebih baik.
tetapi kau terus menyatakan bahwa aku bukan yang kau cari. baiklah. dengan sangat berat hati aku mencoba menerima. tetapi jika kau mendapatkan kenyamanan pada sesuatu yang tak pernah kau cari. patut dipertanyakan apa yang sebenarnya kau cari.
bisa saja aku ini berharga atau memang hanya seperti batu kerikil biasa yang jatuh melintasi jalan dan pandangan hidupmu. setengah empat pagi dengan rasa kesal dan sedih di hati.